Profil Perusahaan Kelapa Sawit PT Multi Prima Entakai

Profil Perusahaan Kelapa Sawit PT Multi Prima Entakai

PUSATKARIER.COM – Kalau bicara soal perkebunan kelapa sawit di wilayah Kalimantan Barat, khususnya Kabupaten Sekadau, nama PT Multi Prima Entakai (MPE) sudah bukan nama asing lagi. Perusahaan ini jadi salah satu pemain lama yang punya sejarah cukup panjang di daerah tersebut.

PT Multi Prima Entakai berdiri sejak tahun 1986. Artinya, perusahaan ini sudah lebih dari tiga dekade hadir di tengah masyarakat, khususnya di Desa Seraras, Kecamatan Sekadau Hilir. Fokus utamanya? Perkebunan kelapa sawit, dengan luasan area inti sekitar 21.000 hektare ditambah 9.000 hektare lagi untuk kebun plasma.

Informasi ini bersumber dari Jurnal TAWAK: HUNATECH, Volume 2, Nomor 1, Juni 2023, halaman 15-27, berjudul "Pengaruh Perkebunan Inti Rakyat (PIR) terhadap Pendapatan Petani Desa Seraras Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau". Diakses pada Selasa (08/04/2025).

Yang menarik, sejak awal keberadaannya, PT Multi Prima Entakai tak cuma membangun kebun untuk kepentingan sendiri. Mereka menerapkan sistem PIR atau Perkebunan Inti Rakyat. Sederhananya, ini adalah bentuk kerja sama antara perusahaan dan masyarakat sekitar dalam mengelola kebun sawit.

Penerapan PIR ini cukup unik. Awalnya, ada musyawarah antara perusahaan dan tokoh masyarakat serta adat. Dari hasil kesepakatan itulah kemudian disepakati bahwa masyarakat akan mendapat lahan plasma untuk ditanami sawit.

Rasionya adalah 5 hektare lahan untuk perusahaan berbanding 2 hektare lahan yang menjadi hak masyarakat. Tapi dalam praktiknya, setiap keluarga justru mendapat 4 hektare karena adanya perubahan rencana dari program transmigrasi yang batal.

Masyarakat yang awalnya menggantungkan hidup dari karet, mulai mencoba peruntungan di kebun sawit. Tapi, tidak semua langsung tertarik. Di awal tahun 2000-an, banyak warga yang malah menjual kebun plasma mereka karena belum merasakan dampak ekonomi yang signifikan.

Namun waktu membuktikan. Saat harga sawit mulai stabil dan produktivitas meningkat, banyak yang sadar bahwa kebun plasma justru bisa memberikan penghasilan lebih besar daripada karet. Perlahan-lahan, profesi petani plasma pun jadi pilihan utama.

Dari sisi teknis, PT Multi Prima Entakai memang memberi fasilitas di awal. Pembukaan lahan ditanggung perusahaan. Enam tahun pertama, perusahaan juga ikut mengelola kebun plasma milik warga—dari perawatan sampai panen.

Selama masa itu, masyarakat juga diberi pembinaan. Tujuannya supaya mereka bisa mandiri dan kelak bisa mengelola kebun plasma sendiri. Setelah masa pembinaan selesai, kebun plasma diserahkan penuh ke warga.

Namun, ada kewajiban juga yang menyertai. Petani plasma tetap harus menjual TBS (Tandan Buah Segar) ke perusahaan dengan potongan 30 persen dari hasil panen. Ini jadi bagian dari perjanjian kerja sama awal.

Selain di Sekadau, PT Multi Prima Entakai juga punya jaringan perusahaan lain yang masih dalam satu grup, yaitu MPE Group. Beberapa di antaranya adalah PT Argo Plongkan Lestari Pratino, PT Bukit Prima Pratino, PT Sintang Agro Mandiri, PT Permata Hijau Saran, dan PT Subur Prima Lestari—yang semuanya berada di Kabupaten Sintang.

Skema kemitraan seperti ini sebenarnya cukup potensial buat masyarakat. Tapi tentu saja, tetap butuh pengawasan dan evaluasi dari waktu ke waktu supaya hubungan antara perusahaan dan warga tetap sehat.

Hari ini, masyarakat Desa Seraras sudah menjadikan sawit sebagai sumber penghasilan utama. Perubahan pola kerja ini tentu berdampak besar bagi ekonomi lokal, termasuk membuka peluang kerja di sektor lain yang masih terkait.

Jadi, kalau kamu tertarik kerja di sektor perkebunan atau ingin tahu lebih banyak soal model kemitraan seperti PIR, kisah PT Multi Prima Entakai di Sekadau ini bisa jadi contoh nyata. Perjalanan panjang, penuh dinamika, tapi jelas hasilnya.

Perusahaan seperti ini bukan hanya menciptakan lapangan kerja, tapi juga jadi bagian dari perubahan sosial dan ekonomi masyarakat di sekitarnya.(*)

Artikel Terkait:

أحدث أقدم