Lapangan Kerja di Jateng Tumbuh, Investasi Padat Karya Jadi Pendorong Utama


PUSATKARIER.COM
- Investasi padat karya yang masuk ke Jawa Tengah mendorong pertumbuhan lapangan kerja secara signifikan. Catatan terbaru menunjukkan 222.373 pekerja terserap pada semester I 2025 melalui realisasi investasi yang menjadi salah satu tertinggi di Pulau Jawa.

Ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah Jawa Tengah, Zulkifli Gayo, menyampaikan bahwa kebijakan gubernur dan wakil gubernur lebih menitikberatkan pada substansi kerja yang nyata. Menurutnya, hal ini berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat di berbagai sektor.

“Pak Luthfi dan Gus Yasin pemimpin substansial. Beliau tidak diam, terus bekerja. Justru yang sering disampaikan beliau adalah, yang penting dampak kerja mereka dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat,” ujar Zulkifli, dikutip dari laman jatengprov, Jumat (22/08/2025).

Sementara itu, hasil survei Litbang Kompas menunjukkan temuan menarik. Tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinan di Jawa Tengah tergolong tinggi, citranya baik, dan afeksi masyarakat juga positif. Namun, tingkat popularitas gubernur dan wakilnya terbilang rendah.

“Ini temuan cukup unik di Jateng. Tingkat kepuasan tinggi, citranya baik, tingkat afeksi tinggi, bahkan 8 dari 10 masyarakat Jateng menilai duo (gubernur-wagub) ini baik. Cuma ketika ditanya tahu nggak sih gubernur saat ini siapa? Ada yang jawab tahu, tapi sebutkan nama lain,” kata Peneliti Litbang Kompas, Arita Nugraheni.

Selain pertumbuhan investasi dan penyerapan tenaga kerja, capaian lainnya ditunjukkan melalui penurunan angka kemiskinan. Jawa Tengah kini berada di posisi ketiga dengan persentase 9,48 persen, setelah sebelumnya menempati peringkat kedua termiskin di Pulau Jawa.

“Soal kemiskinan, sepanjang sejarah Jateng penurunan hampir 0,1 digit. kalau sebelumnya itu selalu nomor 2 termiskin setelah DIY, sekarang jadi nomor 3 dan ini baru kerja 6 bulan lho ya. Pertumbuhan ekonomi sebelumnya nomor tiga terbawah, sekarang menjadi nomor 3 teratas di Pulau Jawa,” ungkap Zulkifli.

Pemerintah provinsi juga melakukan pergeseran anggaran untuk mendukung janji politik di bidang infrastruktur. Pergeseran itu dipastikan baru terlihat hasilnya menjelang akhir tahun, karena sebagian besar proyek mulai berjalan setelah perubahan anggaran 2025.

“Di (anggaran) perubahan, bahwa pengajuan dari kabupaten/ kota itu fokus soal jalan. Mungkin dampaknya baru akan dirasakan Oktober-Desember, karena mungkin baru selesai,” jelas Zulkifli.

Selain sektor infrastruktur, insentif juga diberikan bagi masyarakat tertentu. Sebanyak 570 penghafal Al-Qur’an dan lebih dari 230 ribu guru keagamaan mendapatkan dukungan, sementara pembangunan rumah tak layak huni mencapai 17 ribu unit, menjadi salah satu tertinggi di Indonesia.